Minggu, 03 Juni 2007

Membangun Kejayaan Ummat

Ini artikel yang pernah saya terima dari sebuah milist untuk memberi
motivasi ber"jama'ah".

Taujih & Tadzkirah - Membangun Kejayaan Ummat

Posted by: Tim.Jurnalis.SKI.FE on Thursday, July 14, 2005 - 07:39 PM

Hudzaifah.org - Kehilangan masa lalu menjadikan seseorang atau masyarakat
seperti tumbuhan air yang tidak memiliki akar yang menancap. Juga seperti
tumbuhan yang tidak membuahkan hasil. Umat yang kehilangan kejayaan, pasti
kehilangan identitas. Pada saat seperti ini umat akan hidup dengan
konsep-konsep instant yang menjadikan mereka sekedar meneruskan kehidupan
yang tidak berarti. Hidup hanya untuk makan dan minum tanpa kesadaran dan
tujuan.

Keterbelakangan kita sudah terlalu lama dan lebih dari cukup. Malam dan
tidur kita telah begitu panjang hingga kita hampir melupakan datangnya pagi.
Kita hampir tidak mampu untuk berdiri karena lamanya tubuh kita berbaring.

Tidak ada lagi alasan bagi kita untuk terus berdiam diri dalam penjara
keterbelakangan, sedangkan pada saat yang sama, seluruh alam sedang berlari
mengejar kemajuan. Kita memiliki potensi, factor-faktor mental spiritual,
moral, serta aktivitas kita yang mewajibkan kita menjadi maju. Kita juga
memiliki sumber daya alam dan manusia yang memungkinkan kita untuk ikut
berjalan dalam rombongan kemajuan serta menyusul rombongan
"pencetak-pencetak kemajuan".

Salah satu syarat penting dalam hal ini adalah kita harus membangun kemajuan
yang kita inginkan dengan tangan, kaki, dan palu kita sendiri. Kita tidak
ingin kemajuan yang dibangun untuk kita oleh orang lain, tidak diketahui
asal dan akarnya. Kita harus menghidupkan kembali semangat kepahlawanan.
Betapa perlunya kita mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan
tokoh-tokoh muslim. Setiap pemimpin memiliki kisah teladan dan kepahlawanan
yang patut kita ikuti.

Hakikat mendasar yang dilupakan oleh kebanyakan umat muslim yaitu, bahwa
kita dapat membangun masyarakat yang kuat dalam semua elemennya dengan
memulai dari masing-masing individu. Harus ada kemauan dan kesadaran
individu. Selama kita tidak melakukan hal itu, maka esok tidak lebih baik
dari pada hari ini. Kita akan memiliki cacat bila hanya menonton dan menanti
datangnya pahlawan tanpa melakukan apa-apa.

Keterpurukan yang dialami secara terus menerus oleh umat muslim adalah
karena kita lupa untuk apa kita diciptakan? Misi apa yang kita emban? Dan
apa sarana untuk mencapainya? Bukankah kita punya Al Qur'an dan Sunnah
Rasulullah sebagai petunjuk dan pedoman hidup sempurna?

Dalam surat Adz-Dzariat ayat 56, Allah berfirman: "Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Ayat tersebut secara eksplisit menerangkan tentang subjektifitas manusia.
Artinya, manusia diciptakan karena membawa misi dan tugas mulia. Yakni
beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan, sedangkan keikhlasan itu
terletak pada niat. Untuk mengukur sejauh mana niat baik atau keikhlasan
itu, maka hanya dapat dibuktikan melalui implementasi ucapan dan perbuatan
yang kesemuanya itu ditujukan semata-mata hanya untuk Allah. Inilah hakikat
untuk apa kita diciptakan. Jika hal ini disadari oleh setiap manusia, jika
orientasi hidup ini telah tertanam dalam lubuk hati dan telah difahami
dengan kejernihan berfikir, niscaya setiap gerak langkah kaki akan ringan,
ibadah akan khusuk dan hiduppun akan menjadi indah karena setiap aktivitas
akan dipandang sebagai ibadah. Karena tidak mungkin seorang hamba yang
"sadar" hakikat ini akan berbuat curang, zholim, dan merugikan diri sendiri
dan orang lain dalam interaksi sosialnya. Dan dengan sendirinya kejayaan
umat akan dapat diraih karena pondasi telah dibangun.

Karakter diri manusia yang memahami hakikat penciptaannya dapat kita dapati
dalam surat An-Nur ayat 36-38. Allah berfirman, "(Cahaya itu) di rumah-rumah
yang disana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut
nama-Nya, disana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang.
Orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat
Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari
ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari kiamat). (mereka melakukan
itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik
daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya
kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki
tanpa batas."

1. Bertasbih kepada Allah di Masjid-masjid
Orang yang terjaga zikirnya kepada Allah, maka secara otomatis hatinya
terikat kuat dengan masjid. Seorang hamba akan merasa terjaga dan tentram
hatinya jika mengingat Allah ".dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi
tentram." (QS. Ar Ra'd: 28). Masjid tempat bersilaturrahmi yang efektif bagi
orang-orang yang berharap keridhoan Allah. Kekuatan dan kesatuan umat akan
tergambar dari jumlah dan banyaknya mereka berkumpul di masjid, baik untuk
melaksanakan shalat lima waktu maupun untuk mengkaji ilmu Allah dan
berdiskusi, bertukar pikiran dan saling tolong menolong dalam agama Allah
swt.

2. Tidak dilalaikan oleh aktivitas duniawi
Ajaran Islam mengamanatkan kepada umatnya agar dalam kehidupan yang fana ini
tidak termakan oleh kecintaan yang berlebihan terhadap, kepentingan dunia.
Mencari fasilitas dunia sebagai sarana menggapai kehidupan ukhrawi sangat
dibenarkan dalam literatur Islam. Yang tidak boleh adalah kecintaan terhadap
dunia yang berlebihan hingga meletakkan kepentingan akhirat pada urutan yang
kedua. Rasulullah bersabda, "Akan datang suatu masa dimana kamu akan
diperebutkan oleh umat lain sebagaimana makan lezat diperebutkan oleh orang
yang lapar." Para sahabat bertanya: "Apakah saat itu jumlah kami sedikit ya
Rasulullah?." Beliau menjawab: "Tidak, bahkan jumlah kamu banyak, tetapi
seperti buih di lautan, karena kalian terserang penyakit wahn. "Mereka
bertanya lagi: "Apakah penyakit wahn itu ya Rasulullah?. "Beliau menjawab:
"Terlalu cinta dunia dan takut kepada mati." (HR. Abu Daud).

Selama perniagaan dunia tidak begitu menyilaukan, ketika diri tidak
diperbudak oleh kemegahan dunia, dan ketika dunia tidak lagi menjadi tujuan.
Lalu dengan langkah mantap dengan semboyan "dunia hanya sarana untuk meraih
kebahagian akhirat" atau dengan semboyan "kami meninggalkan dunia demi
meraih kemuliaan di akhirat kelak, tetapi dengan sendirinya dunialah yang
mengejar kami". Maka karakter seperti inilah yang memahami tujuan hidupnya
yang hakiki.

3. Mendirikan Shalat
"Bacalah Kitab (Al Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan
laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar
(keutamaannya dari ibadah yang lain)." (QS. Al Ankabut: 45). Telah jelas
bagi kita keutamaan shalat dari untaian firman Allah diatas. Tapi mengapa
masih banyak orang yang bersikap keji dan menanam serta menimbulkan
kemungkaran, padahal mereka shalat? Dan tidak sedikit pula membiarkan
kemungkaran terjadi. Layaknya para pengikut fir'aun yang tunduk pada
perintah tuannya yang zhalim. Decak kagum pengikut ini disambut oleh rasa
angkuh sang fir'aun seraya berkata : "saya adalah Tuhan". Mengapa tidak ada
kemauan dan usaha dalam diri untuk bersama-sama menolak fir'aun modern.

Gambaran tragis ini lahir dari shalat yang tidak benar. Walau benar mereka
shalat, tapi mereka tidak benar-benar shalat. Masih saja shalat dipandang
sebagai rutinitas dan penggugur kewajiban saja, sehingga pengerjaannya
terburu-buru. Padahal shalat tempat kita berdialog dengan Rabb kita,
meminta, dan tempat berkeluh kesah. Shalat pun menjadi sarana tazkiyatun
nafs yang utama. Untuk itu seorang yang sadar akan hakikat hidupnya selalu
memperbaiki shalatnya dan menambah diwaktu malam. Ada usaha untuk mewujudkan
kekhusuan shalat dengan memahami ilmu shalat yang mencakup keutamaan,
hakikat, serta tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah saw.

4. Membayar Zakat
Ketika Rasulullah saw meninggal, Abu Bakar terpilih sebagai Amirul mu'minin,
namun sebagian kaum Arab tidak mengakuinya. Maka berkata Umar: "Mengapa kau
memerangi orang-orang itu? Padalah Rasulullah saw telah mengatakan 'saya
hanya diperintahkan memerangi manusia sebelum mengikrarkan 'tidak ada tuhan
selain Allah', namun apabilah mereka telah mengikrarkannya maka darah dan
kekayaan mereka memperoleh perlindungan dariku, kecuali bila didapat
kewajiban dalam kekayaan dan darah itu, sedangkan penilaian (hisab) atas
mereka terserah pada Allah swt.'
Abu Bakar menjawab: "Demi Allah, saya akan memerangi siapapun yang
membeda-bedakan zakat dari shalat, karena zakat adalah kewajiban dalam
kekayaan. Demi Allah, andaikata mereka tidak mau lagi memberikan seekor anak
kambing yang dulu mereka berikan keapda Rasulullah, maka saya pasti
memerangi mereka karenanya".
Umar kemudian berkomentar: "Demi Allah, hati Abu Bakar betul-betul sudah
dibukakan oleh Allah untuk perang tersebut, sekarang aku tahu bahwa ia
benar".

Inilah kerasnya sikap Abu Bakar terhadap orang-orang yang lalai akan
kewajiban zakat. Dalam Surat Al Ma'un, Allah berfirman, "Tahukah kamu
(orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak
yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. (QS. Al Ma'un: 1-3).
Dalam surat ini dijelaskan orang yang tidak peduli pada anak yatim dan fakir
miskin dijuluki pendusta agama. Yaitu orang yang beragama dan melakukan
aktifitas keagamaan tapi semua itu dianggap dusta.

Sedemikian penting fungsi zakat digambarkan dalam firman Allah, "Ambillah
zakat dari kekayaan mereka untuk membersihkan harta dan mensucikan jiwa
mereka. Sesungguhnya do'amu mendatangkan ketentraman bagi mereka." (QS. At
Taubah: 103). Maka zakat adalah kewajiban dipaksakan dan salah satu
fungsinya ialah membersihkan harta dan mensucikan jiwa, serta merupakan
ibadah harta yang berdimensi sosial.

5. Takut pada Yaumil Akhir (kiamat)
Yaumil Akhir pasti akan tiba, kita beriman kepadanya. Dasyatnya guncangan
hari akhir digambarkan dalam firman Allah berikut, "Wahai manusia!
Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah
suatu (kejadian) yang sangat besar. (ingatlah) pada hari ketika kamu
melihatnya (guncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai
terhadap anaknya yang ia susui, dan setiap perempuan yang hamil akan
keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk,
padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras."
(QS. Al Hajj: 1-2).

Apakah masih membatunya hati ini ketika kiamat-kiamat kecil telah dilalui,
apakah masih tamaknya angan-angan ini dalam mengejar kehidupan dunia dengan
sagala yang haram dihalalkan, apakah kurang jelas dihadapan kita bahwa
keagungan dan kebesaran Allah terbentang disekitar kita. Selama masih ada
waktu, maka perbaikilah dan jalankan untuk mencari Ridha Allah. Jadilah
golongan mengerti orientasi hidup yang akan berlomba-lomba mempersiapkan
bekal untuk mengahadap-Nya. Sehingga dunia hanya dijadikan ajang perlombaan
saja dalam melaksanakan keta'atan kepada Allah dan untuk memperoleh
ridho-Nya. Seluruh hidup mereka, dikerahkan di jalan Islam. Begitulah hidup
orang-orang yang memiliki komitmen yang benar kepada Islam.

Itulah karakteristik seorang yang mengerti orientasi hidup, maka beranilah
menumbuhkan kemauan dan memupuknya dengan tekad dan langkah-langkah
pengorbanan demi kebenaran. Toh nilai hidup seseorang ditentukan sampai
kemana gerak-geriknya diarahkan: "Katakanlah! Sesungguhnya shalatku,
ibadahku dan hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam." (QS.
Al An'am: 162).

Wallahu 'alam bish showab. (Bobi Hendra)

Referensi:
- Al Quran dan Hadits
- Buku "Figur Pemuda Islam"
- Buku "Melahirkan Pemimpin Masa Depan"
- Buku "Mensucikan Jiwa"

Jumat, 01 Juni 2007

Step by step

Kebaikan, sekecil apapun akan menjadi bernilai; baik
disisi manusia ataupun disisi Allah Ta'ala. Semoga ini
menjadi penyemangat untuk memperbaiki diri, memotivasi
yang membutuhkan.....

Alhamdulillah


Puji Allah Ta'ala .... tidak terkira ...

Pagi - siang ini kami langkahkan kaki untuk masuk dunia maya ... antusias.
Antara harapan dan realita yang harus dihadapi ...
Tapi... semua perlu langkah kecil untuk mengawalinya...
Ini foto sunrise not sunset! ...
Please be positive thingking!