Jumat, 18 Januari 2008

Asy Syuro 1429

Alhamdulillah .... sudah masuk tahun baru 1429 H
Mohon maaf dan nimbrung dalam masalah suro-nan ini, yang kadang memperingatinya kurang atau bahkan melanggar syariat.....

Menurut hemat kami, memang segala bentuk syirik dan kurofat harus kita berantas dan kita luruskan kembali, termasuk nantinya adalah lurusnya niat setiap insan yang malaksanakan suro-nan. Bisa jadi perkembangan suro-nan ini bermula dari mataram Islam (karena berdasar kalendr hijriyah) bisa jadi karena begitu lembutnya para wali penyebar Islam di tanah jawa ini (dan yang ada suro-nan hanya di jawa) dalam menyebarkan risalah Islam. Ini adalah bagian metode, bukan tujuan akhir proses dakwah... tetapi dengan pendasaran yang belum kokoh di seluruh rakyat (saya yakin di pemegang kendali mataram, dst, sudah kokoh - sebagai tokoh/ulama), makanya banyak para rakyat yang kemudian memaknai mengambil keberkahan dari sodaqoh istana. Kalau kemudian berlebihan sampai pada memuliakan kerbau (bahkan kotorannya) mungkin ini yang perlu kita luruskan.
Itu mungkin sekelumit menurut hemat kami apa yang terjadi dari masa-ke masa hingga saat ini. Dan inilah dakwah kita (dakwah = mengajak utnuk selalu lebih baik dari hari ke hari)
Untuk itu... saya mengajak kita semua utnuk meneladani bagaimana nabi, sahahabat dan ulama, tentang suro-nan.
Suro (Asy Syuro) bermakna sepuluh, artinya hari ke sepuluh. Allah telah menetapkan bulan-bulan (dengan nama-namanya) yang duabelas jauh sebelum Rasul Muhammad, sehingga kita juga tahu, Ayat pertama turun di bulan Romadlon. Ternyata pada tanggal sepuluh Muharrom ini banyak sekali kejadian atau pengalaman Nabi dan Rasul yang dikasihi Allah dan diangkat lebih tinggi derajatnya.... Nabi Ibrohim tidak mempan api, Nabi Musa terbebas dari kejaran Fir'aun , dll. Karenanya Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan utnuk memaknai hari tersebut dengan mendalam dan sebagai rasa ke-syukuran yaitu dengan puasa sunnah tanggal 10 Muharoom (Ini baru Syuro...). Namun saat itupun ada sahabat yang menyampaikan. "Yaa Rasul bukankah ummat yahudi juga memuliakn hari tersebut dengan berpuasa karena Nabi Musa terbebas dari Firaun di laut Merah?". Rasulullah menjawab, "Benar, karenanya buatlah tidak sama dengan berpuasa juga sehari sebelumnya (Tasu'a = 9)". Ini yang kemduian menjadi kesunnahan bagi kita.
ARtinya... besok, Jumat 18 Jan 2008 adalah hari tasu'a dan 19 Jan 2008 adalah hari Asy Syuro. Mari kita berpuasa ittiba' Rasulullah...
Tambahan :
Bahwasannya bagaimana wujud rasa syukur karena sesuatu hal adalah yang terbaik dengan berpuasa dan bershodaqoh. Dari sinipun banyak orang tua yang kasih saran kalau kita ulang tahun kita berpuasa. Berpuasa bukanlah menyiksa diri, tapi jalinan kedekatan dengan Allah, sebagai rasa syukkur... ini dalam tingkatan ihsan. Artinya kita puasa Asy Syuro dalam rangka kesyukuran atas perjuangan para nabi terdahulu.
Menjelang berbuka mari kita mengingat kembali dan membaca bagaimana para RAsul-rasul dahulu menyerahkan dirinya pada Allah Ta'ala, pasrah, utnuk kemudian Allah Ridlo dan memudahkan jalan dakwahnya. Ada istighfar Nabi Adam, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, sampai Sayyidul Istgfar dari Rasulullah Muhammad SAW. Mari kita baca kita renungi dan kita pasrah atas berbagai kemelut kehidupan ini pada Allah Ta'ala.
Penutup:
Dengan berbagai blow-up serta penekanan dan persiapan mengarah ke acara seperti ini saya yakin, ritual yang tidak pas dalam memaknai Tahun baru Hijriyah / Muharrom akan semakin terkikis dan terarah menuju yang lebih baik. Mungkin mengenai tanggal 1 Muharrom dan 12 Rabiul Awwal, saya yakin ini adalah upaya ulama terdahulu untuk selalu mengingatkan dan memotivasi ummat agar selalu meneladi hijrah serta perjalan Rasulullah.. Saya yakin tidak ada ulama yang awalnya menyelewngkan agama ini. Hanya saja... mari kita luruskan niat utnuk selalu lebih baik, dalam iman dan islam serta ilmu-amal kita. Semoga Allah Ta'ala Ridlo.
+++ Panjenengan bisa konsul di "pustakamawar.wordpress.com" +++
Wassalaam
Nurdin Wahyudi
Tulungagung - Jawa Timur

Semoga selalu menjadi inspirasi.
Perbuat yang terbaik, Allah Ta'ala, Rasul, dan orang beriman akan menyaksikan.

Abu Qowwiim

Tidak ada komentar: