Minggu, 11 November 2007

Bijak Menanti di Usia?

Malam ini saya agak leluasa mencoba perbaiki blog, saya (di blogger). Rencananya sih mau memasukkan alamat link teman-teman, tetapi koq lumayan sulit ya... cari kesana kesini untuk panduannya belum dapet.. Ada dapet malah tulisan teman yang sungguh bijak....
Ya... Pak Iwan... Suhermawan, sebagaimana di tulisan dan blog Ustadz Wahyudin, mengusik hatiku untuk bertanya. Sedemikian pengalaman akhirnya menorehkan kebijaksanaan; dan akhirnya intrsopeksi diri ini, apa yang telah terjadi di diri ini sehingga kurang? Usia? rasanya tidak.

Ini tulisan Pak Iwan :

Jadilah Pemimpin yang Adil (Imaamun ’Aadilun)

Oleh: Sumarwan, Tim Layanan Gizi LPI Al Azhaar, Tulungagung.

Seorang pemimpin yang adil harus bisa memberi contoh yang baik dan tidak bersikap membeda-bedakan terhadap orang-orang yang dipimpinnya (baca:bawahan). Janganlah bersikap terlalu berlebihan, misalnya, terlalu memanjakan, memberi sanjungan, memuja, terlalu dekat, terlalu percaya, dn sebagainya. Bersikaplah wajar dan sederhana, misalnya, kalaupun harus percaya, percayalah sewajarnya saja, jangan terlalu percaya. Kalau pun harus dekat, dekatlah sewajarnya. Jangan terlalu dekat dan lain sebagainya.

Kalau seorang pemimpin bisa bersikap wajar dan sederhana, maka semua orang yang dipimpinnya akan merasakan keadilannya. Tetapi, kalau seorang pemimpin bersikap terlalu berlebihan terhadap bawahannya, maka ia –bawahan itu– akan merasa sebagai orang yang paling dilindungi, paling dipercaya, paling dekat, dan paling-paling lainnya. Yang pada akhirnya, akan menimbulkan iri hati, seakan-akan yang lain tidak memiliki kemampuan, tidak memiliki hak apapun dan merasa di telantarkan.

Kalau seorang pemimpin mau bersikap wajar dan sederhana, adil, dan tidak membeda-bedakan, dan berusaha merangkul semuanya dengan penuh keadilan, Insyaallah, orang yang dipimpinnya akan merasa nyaman dan rukun, saling membantu, saling bekerjasama, saling memahami, saling bersikap terbuka, tidak akan merasa terpojokkan atau dianak-tirikan, dan lain-lain.

Maka keadilan, kerukunan, ketertiban dan lain-lain, itu penting dan kudu di budayakan di semua kalangan. Ingatlah ”sak bejo-bejone wong kang lali isih luwih bejo wong kang eling lan waspodo.”

Kanthi sesanti joyo-joyo wijayanti. Mugo poro pemimpin kaparingan rahayu gusti allah sing di pimpin. Amin. Congkrah agawe bubrah, Rukun agawe santoso. Wassalam.


Tidak-kah setiap diri harus memperbaiki ? Itu yang kulihat pada sosok Pak Iwan ini... tidak terlalu dalam aku mengetahui, tapi cukuplah mengenal dan sering dengan gaya santai sosok ini memberikan nilai-nilai (ditengah guyonnya).
Semoga kebaikan melimpah pada kita semua, dan amal kita tetap ikhlas, mendapat imbalan setimpal serta keberkahan yang nampak kita nikmati..

Tidak ada komentar: